Setelah meninggalkan lingkungan Pemprov dan tidak lagi mempimpin Ibu Kota Jakarta, ternyata ada beberapa daftar janji Anies yang belum terealisasi.
Dalam akun Instagram @aniesbaswedan, Anies mengungkapkan ia sudah berhasil menjalankan amanah memimpin Jakarta dengan tuntas. Namun, nyatanya masih ada beberapa janji program Anies yang belum terealisasi hingga ia lengser.
Tidak terealisasikannya sejumlah janji Anies ini dibeberkan oleh Fraksi PDIP DPRD DKI. PDIP memberikan rapor merah terhadap kinerja Anies selama menjabat sebagai Gubernur DKIJakarta periode 2017-2022.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono mengungkapkan bahwa pihaknya hanya mencatat 5 janji Anies yang telah ia penuhi dari 23 janji untuk warga Jakarta. Menurut Gembong, Anies hanya baik dalam merencanakan. Namun, saat eksekusi, termasuk menangani permasalahan pokok warga Jakarta, dia masih belum bisa melakukannya.
Selain itu, dia juga menyatakan jika Penjabat (PJ) Gubernur DKI Heru Budi Hartono belum tentu bisa melanjutkan program-program kerja Anies Baswedan. Karena beberapa progres pembangunannya masih berada jauh di bawah rata-rata. Lantas apa saja janji Anies yang belum dilakukan hingga akhir masa jabatannya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Daftar Janji Anies yang Belum Dilakukan
Berikut daftar penilaian PDIP DPRD DKI terhadap janji pada masa kampanye Anies Baswedan yang belum dilakukan:
1. Memperluas manfaat KJS jadi KJS Plus dan menambah manfaat untuk para guru ngaji, pengajar Sekolah Minggu, penjaga rumah ibadah, penceramah, khatib dan pemuka agama
Janji ini ternyata tidak dilakukan Anies hingga masa purna jabatan Anies Baswedan. Berdasarkan realitanya, KJS untuk guru ngaji atau guru sekolah Minggu hanyalah sebatas wacana janji kampanye Anies.
2. Membuka sebanyak 200.000 peluang wirausahawan baru dalam program OK OCE selama 5 tahun
Program ini juga tidak mencapai target. Karena selama lima tahun hanya sebanyak 6.000 Jakpreneur (OKE OCE) yang sudah mendapatkan modal.
3. Mengurangi angka pengangguran di DKI Jakarta melalui pendidikan kejuruan
Pengangguran merupakan salah satu persoalan yang serius di setiap negara termasuk Indonesia teruma di Jakarta. Pada awal kampanye Anies menjanjikan akan mengurangi angka pengangguran di DKI Jakarta melalui pendidikan kejuruan. Namun ternyata program ini tidak mencapai targer selama lima tahun masa kepemimpinannya.
Berdasarkan data kependudukan, angka pengangguran di DKI Jakarta rata-rata pada 2012-2017 sebanyak 7,51 persen, sedangkan rata-rata di tahun2018-2021 yakni sebanyak 7,97 persen.
4. Menghentikan reklamasi di Teluk Jakarta
Anies menjanjikan akan menghentikan reklamasi di Teluk Jakarta. Namun pada tahun 2020, Anies justru memberikan izin reklamasi kepada PT Pembangunan Jaya Ancol seluas kurang lebih150 hektar untuk perluasan kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol dan Dunia Fantasi (Dufan). Kemudian 2022, Anies mengeluarkan Pergub No. 31 tahun 2022 terkait RDTR yang mengarahkan reklamasi Pulau G menjadi kawasan permukiman.
5. Membangun pemerintahan yang transparan dengan konsep Smart City
Janji Anies ini justru berbanding terbalik karena ia menutup akses e-budgeting sehingga warga Jakarta tidak dapat memantau APBD sampai ke satuan terkecil.
6. Menghentikan praktik penyelewengan di dalam lingkup birokrasi
Meskipun Anies menjanjikan akan menghentikan praktik penyelewengan di dalam birokrasi. Namun ternyata terjadi korupsi Rp 152 M pada kegiatan pengadaan lahan DP 0 Rupiah serta saat penyelenggaraan Formula E tidak transparan.
7. Menanggulangi bencana banjir, kemacetan, dan pembangunan ITF
Pada masa pemerintahan Anies Baswedan, normalisasi terhadap sungai di DKI Jakarta 0 persen, naturalisasi sungai 0 persen, pembangunan LRT 0 persen serta pembangunan ITF 0 persen. Bahkan beberapa waktu lalu Jakarta dilanda banjir parah.
No comments:
Post a Comment