Dalam debat capres 2024, nomor urut 1 Anies Baswedan sempat menyinggung tentang izin pembangunan gereja di Jakarta. Ia mengatakan demi meningkatkan toleransi antar umat beragama, mengeklaim untuk mempermudah pembangunan rumah ibadah untuk agama tertentu.
Penolakan pendirian gereja pernah terjadi di Jakarta saat Anies memimpin. Pada 2019, sebuah rumah ingin dialihfungsikan untuk dijadikan gereja. Namun, masyarakat setempat menolak hal tersebut dengan memasang berbagai spanduk penolakan di rumah yang berlokasi di Jalan Durian, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Dalam spanduk tersebut tertulis pernyataan penolakan yang salah satunya berisi “Pokoknya Tidak Boleh Ada Gereja di Perkampungan Kami Yang Masih Mayoritas Islam, ttd. Warga Jagakarsa,"
Salah satu kelompok masyarakat yang menolak alih fungsi rumah adalah Forum Lintas Ormas (FLO) Jagakarsa. Pada saat itu FLO Jagakarsa dipimpin oleh Purwanto. Alasan masyarakat menolak administratif pengalihfungsian itu tidak tepat.
Jumlah Gereja Mengalami Penurunan
Gereja yang berada di ibu kota selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan. Melalui data Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, pada 2018 jumlah gereja baik itu Gereja Katolik atau Protestan mencapai 2.787. Namun, Pada 2022, jumlah gereja berkurang menjadi 1.293.
Berikut Data Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta berdasarkan wilayah.
Jakarta Selatan
2018 memiliki 472 gereja, 2022 memiliki 147 gereja.
Jakarta Timur
2018 memiliki 955 gereja, 2022 memiliki 406 gereja.
Jakarta Barat
2018 memiliki 674 gereja, 2022 memiliki 312 gereja.
Jakarta Utara
2018 memiliki 555 gereja, 2022 memiliki 310 gereja.
Jakarta Pusat
2018 memiliki 131 gereja, 2022 memiliki 164 gereja.
No comments:
Post a Comment