Bakal Capres 2024 Anies Baswedan blak-blakan merespons tudingan dirinya telah mengkhianati Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang kembali maju jadi calon presiden atau capres pada Pilpres 2024. Penjelasan disampaikan Anies dalam sesi wawancara bersama Najwa Shihab, sebagai respons atas adanya narasi yang dibangun bahwa eks gubernur DKI Jakarta itu telah berkhianat dengan maju menjadi bakal Capres 2024.
Dalam program Mata Najwa itu juga ditayangkan kembali video pernyataan Anies lima tahun lalu yang menolak tawaran menjadi cawapres pendamping Prabowo untuk Pilpres 2019, ketika Anies belum setahun menjabat gubernur DKI Jakarta.
Anies, ketika itu, Prabowo Subianto menanyakan untuk yang terakhir dan ketiga kalinya, apakah Anies bersedia menjadi calon wakil presiden?
"Saya sampaikan, Pak Prabowo, ini sebuah kehormatan yang luar biasa, karena ada 260-an juta orang dan saya diminta menjadi pendamping,' demikian pernyataan Anies pada video lima tahun lalu di Mata Najwa. Najwa lantas menanyakan kepada Anies, apakah dia menolak karena tawarannya jadi cawapres? Kalau tawarannya capres mungkin akan berbeda?
"Tidak pernah ada tawaran capres," jawab Anies di Mata Najwa yang tayang di YouTube pada Senin (4/9) lalu. Namun demikian, Anies tidak menampik bahwa menjelang Pilpres 2019, ada tawaran jadi capres dari pihak-pihak lain. Namun, suami Fery Farhati Ganis itu mengabaikannya.
"Betul (ada tawaran capres dari yang lain) dan pada semua saya katakan, saya tidak ingin menjadi bagian dari orang-orang yang mengkhianati Pak Prabowo. Saya sampaikan pada semua orang," tutur Anies.
Anies lantas menceritakan bahwa begitu selesai Pilkada DKI Jakarta 2017, dia menemui Prabowo untuk melaporkan dua hal. Pertama, misi dan tugas yang dititipkan PKS dan Gerindra di Jakarta telah dilaksanakan dengan menjadi pemenang. Laporan kedua, Anies menyampaikan kepada Prabowo bahwa gubernur Jakarta akan selalu mendapat perhatian. Maksudnya, karena setelah itu akan ada Pilpres 2019.
"Karena itu saya sampaikan kepada Pak Prabowo, dari sekarang, ini masih (lima) tahun yang lalu. Pak Prabowo, saya tidak akan memotong proses pencalonan Pak Prabowo dan proses kampanye Pak Prabowo," ungkap Anies menirukan perkataannya kepada Prabowo.
Menurut Anies, komitmen itu dia pegang. Itu dibuktikan dengan dirinya tidak pernah mau meladeni berbagai tawaran pihak lain untuk maju di Pilpres 2019.
"Siapa pun yang bertemu dengan saya, mendiskusikan soal ini (Pilpres 2019), selalu saya katakan bahwa saya memiliki komitmen dengan Pak Prabowo. Tidak ada yang tahu kecuali saya dan Pak Prabowo. Tidak ada yang tahu, yang lain dengar ceritanya saja," terang Anies.
Najwa lantas mengelaborasi bahwa atas pernyataan itu, Anies kemudian disebut mengkhianati Prabowo. Sebab, eks Mendikbud RI itu kurang lebih menyampaikan bahwa selama ada Prabowo ada dalam pencalonan, dia anda tidak akan meng-intercept.
"Itu ada timeline waktunya ketika anda menyebutkan itu?" ucap Najwa bertanya kepada Anies.
Anies menjawab dengan analogi soal dia ditawari makan tetapi tidak mau karena masih kenyang.
"Begini, kalau saya ditawari makan, saya kenyang. Apa kemudian seumur hidup saya kenyang? Ya, pada saat ini saya katakan saya kenyang. Begitu kira-kira, ya, analogi saja," jawab Anies.
Menurut Anies, dia menyampaikan itu pada 2018 ketika belum setahun menjadi gubernur DKI Jakarta. Sebab, dia ingin fokus menyelesaikan tugasnya selama lima tahun di ibu kota. Itu pula yang menjadi dasar Anies menolak tawaran cawapres pada Pilpres 2019 sebelum Prabowo mendaftarkan diri ke KPU. Hal itu menurut Anies, juga sudah disampaikan Prabowo sebagaimana pernah ditayangkan pada program Mata Najwa lima tahun lalu saat ketum Gerindra tersebut berada di Masjid Sunda Kelapa.
"Pak Anies sebetulnya kami minta (jadi cawapres), tetapi beliau mengatakan beliau sudah angkat sumpah lima tahun (di Jakarta). Beliau harus setia kepada sumpahnya. Kepada rakyat dan sebagainya," begitu pernyataan Prabowo sebagaimana video yang ditayangkan ulang.
Anies pun menegaskan bahwa konteks komitmennya dengan Prabowo adalah untuk Pilpres 2019, karena saat itu dia berjanji akan fokus lima tahun menjadi gubernur DKI Jakarta.
"Jadi, itu semua sudah ditunaikan. Jadi, tidak ada yang dikhianati. Ini adalah satu komitmen menuntaskan kerja di Jakarta, tidak akan belok dari tugas di Jakarta dan saya tunaikan tugas ini hingga selesai," tutur Anies.
No comments:
Post a Comment