Tuesday, June 20, 2023

4 TAHUN KEPEMIMPINAN ANIES, ANGKA KEMISKINAN JAKARTA MENINGKAT

Masa kepemimpinan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan memasuki tahun keempat pada 16 Oktober mendatang. Anies bersama Sandiaga Uno dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2017. Sandiaga kemudian mengundurkan diri pada Agustus 2018 lantaran mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2019. Posisi Sandiaga digantikan oleh kader Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria. Riza dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 15 April 2020.

Masa kepemimpinan Anies tak lepas dari sejumlah masalah dan tantangan. Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi Anies adalah pandemi Covid-19. Perjalanan Anies sebagai orang nomor satu di Ibu Kota tak sepenuhnya mulus. Ada sejumlah janji yang tak terealisasi, salah satunya program normalisasi dan naturalisasi sungai.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pandemi telah menyebabkan kenaikan angka kemiskinan di Indonesia. Dilansir dari Tribunnews, tingkat kemiskinan secara keseluruhan mencapai 10,19 persen per Agustus 2020. Angka itu membaik sedikit menjadi 10,14 persen pada Maret 2021. Sementara itu, berdasarkan laporan Voluntary National Review 2020 yang diterbitkan Kementerian PPN/Bappenas, pandemi Covid-19 telah menyebabkan ketimpangan sosial semakin parah.

Rasio Gini Indonesia turun dari 0,402 pada tahun 2015 menjadi 0,380 pada tahun 2019, namun angka tersebut meningkat pada tahun 2020 menjadi 0,385. Pada Maret 2021, berada di 0,384. Untuk wilayah Jakarta, diperkirakan 500.000 orang termasuk dalam kategori miskin. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Buyung Airlangga mengatakan, data tersebut merupakan jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta yang meningkat sebesar 0,03 persen dari perbandingan hasil survei September 2020 dan hasil survei Maret 2021.

"Terjadi kenaikan (angka kemiskinan) kurang lebih 0,03 persen. Akibatnya kalau kita uraikan angka 4,72 persen ini kurang lebih setara hampir 500.000 orang jatuh ke lembah kemiskinan," kata Buyung dalam konferensi pers virtual, 15 Juli 2021.

Buyung menjelaskan, pada September 2020, angka kemiskinan di DKI Jakarta mencapai 4,69 persen. Data tersebut kemudian meningkat tipis ke angka 4,72 persen pada Maret 2021. Jika dibandingkan pada periode Maret-September 2020, kenaikan angka kemiskinan ini tergolong kecil.

"Tetapi peningkatan itu jauh lebih kecil dibandingkan antara periode Maret 2020 sampai dengan September 2020 yang mencapai 0,19 persen," kata Buyung.

Menurut Buyung, ada dua faktor yang menyelamatkan DKI Jakarta dari lonjakan angka kemiskinan meski tengah berperang melawan Covid-19.

Pertama, geliat ekonomi yang mulai bangkit sehingga membuat serapan tenaga kerja meningkat.

"Dalam data penyerapan tenaga kerja hampir 250.000 pada posisi Februari 2021, inilah yang menahan kecepatan lajunya kemiskinan di DKI Jakarta," ucap Buyung.

Faktor kedua adalah program Bantuan Sosial Tunai (BST) yang diluncurkan oleh pemerintah pusat dan Pemprov DKI.

"Mungkin juga Bansos yang digelontorkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi Covid-19 ini membantu menahan kemerosotan kemiskinan lebih cepat lagi," tutur dia. Salah satu bantuan yang diberikan Pemprov DKI adalah bantuan sosial tunai (BST). Bantuan tersebut diberikan kepada 1.007.379 KK yang terdampak pandemi Covid-19.

 

No comments:

Post a Comment

CALEG PENGUSUNG ANIES MUHAIMIN PUTUS ALIRAN AIR WARGA KARENA BEDA PILIHAN DUKUNGAN

Akibat beda dukungan pada pemilihan calon anggota DPR RI, aliran air ke rumah salah seorang warga di putus oleh tim sukses. Kondisi mempriha...