Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengatakan elektabilitas Anies Baswedan yang terus turun disebabkan karena adanya perbedaan ideologi antara bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan itu dengan mayoritas pemilih.
Dalam persepsi pemilih, Anies lebih dekat dengan ideologi Islam. Sementara para pemilih menilai diri mereka lebih dekat ke ideologi Pancasila. Menurut Saiful Mujani, pendiri dan pemimpin SMRC, ideologi ini penting karena merupakan faktor jangka panjang yang membentuk perilaku pemilih dalam pemilu.
"Dalam konteks kita, ideologi yang dimaksud itu, kalau disederhanakan, kecendrungan pada politik Islam atau pada politik kebangsaan, yaitu yang menekankan pada Pancasila," terang Saiful.
Saiful Mujani, pemimpin SMRC, dalam tayangan di kanal Youtube SMRC TV, Kamis (8/6/2023) menjelaskan elektabilitas Anies terus turun sejak Desember 2022 karena beberapa faktor. Ideologi adalah salah satu faktor yang membuat Anies semakin tidak menarik di mata pemilih.
Dalam studinya Saiful membuat sebuah skala untuk mengukur persepsi publik terhadap kecendrungan ideologi Anies serta dua bakal capres lainnya - Ganjar Pranowo dari PDIP dan Prabowo Subianto dari Gerindra - dengan kecendrungan ideologi mayoritas pemilih sendiri.
Skala itu menggunakan skor 1 - 10. Semakin tinggi skor, berarti semakin dekat dengan ideologi Islam. Sementara semakin rendah, artinya semakin Pancasila.
Para responden yang ditanya diminta untuk mengukur dirinya sendiri menggunakan skala tersebut. Jika mereka merasa lebih dekat dengan ideologi Islam, maka skornya akan semakin tinggi. Tetapi jika merasa lebih dekat pada ideologi Pancasila, maka skornya semakin kecil.
Kedua responden diminta menilai tiga bakal capres di atas. Responden diminta menunjukkan dalam persepsi mereka, siapa kandidat yang paling dekat dengan ideologi Islam dan siapa yang dekat dengan Pancasila. Persepsi responden ini dinilai juga dengan skor 1-10 di atas.
"Di persepsi, di mata pemilih posisi ideologis mereka (tiga calon) di mana?" terang Saiful menjelaskan studi tersebut.
Hasilnya ditemukan bahwa mayoritas pemilih menilai diri mereka lebih dekat pada ideologi Pancasila. Skor yang ditemukan adalah 4,5.
"Artinya sentimen ideologis pemilih kita lebih cenderung ke Pancasila," tekan Saiful.
Ia melanjutkan bahwa dengan temuan di atas, maka pemilih Indonesia bisa disimpulkan memiliki ideologi Pancasila moderat.
"Oleh karena itu, kalau Anda ingin sukses, dipilih oleh rakyat sentimennya harus dekat dengan rakyat, tetapi jangan juga terlalu ekstrem," lanjut Saiful.
Sementara itu Anies, dalam persepsi pemilih, dinilai memiliki ideologi Islam, dengan skor 5,41, Sebagai pembanding, pemilih menilai Prabowo memiliki skor 4,61 dan Ganjar Pranowo 4,7.
"Jika melihat data ini, posisi ideologis Ganjar dan Prabowo lebih dekat dengan pemilih. Tetapi kalau dengan Anies, dengan selisih di atas 0,5, itu signifikan secara statistik," terang Saiful.
Lebih lanjut Saiful menerangkan bahwa Anies, tentu saja di mata pemilih, lebih dekat kepada Islam. Sementara pemilih lebih cenderung pada Pancasila.
"Ini adalah salah satu faktor yang membuat Anies tidak mudah untuk berkembang secara elektoral," simpul Saiful.
Adapun studi ini dilakukan menggunakan data-data Survei Nasional SMRC pada Agustus 2022 lalu.
No comments:
Post a Comment