Monday, July 24, 2023

DUH PUSINGNYA ANIES BASWEDAN CARI CALON WAKIL PRESIDEN

Siapa yang akan menjadi bakal calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan Untuk Persatuan sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Disaat apel siaga untuk perubahan (16/7) yang diharapkan Nasdem dapat mengumumkan nama calon pendamping Anies Baswedan ternyata gagal dan isi acaranya hanya sebatas seremonial dan pidato politik Surya Paloh dan Anies Baswedan.

Dalam pidato politiknya Surya Paloh menyerang revolusi mental Produk Jokowi yang gagal. Akibat kritik kepada Jokowi satu pos Kementrian harus berpindah kursi ke Budie Arie Ketua Projo.

Sampai kapan Nasdem dan PKS serta Demokrat akan putuskan satu nama calon wakil presidennya pendamping Anies Baswedan?

Mungkin jawabannya adalah " kapan -kapan saja atau bingung".

Banyaknya perbedaan perspektif dan kepentingan di Koalisi Perubahan Untuk Persatuan Indonesia menyebabkan terhambatnya menyepakati cawapres ideal yang bisa memenuhi asas kebersamaan dan menghindari konflik.

Komposisi partai yang bergabung di KPP terdiri dari dua kubu aliran partai. Pertama partai yang berada di koalisi pemerintah seperti Nasdem dan kedua partai yang berada di luar pemerintah seperti PKS dan Demokrat. Perbedaan latar belakang ini salah satunya menjadi pemicu terjadinya konflik dalam cara pandang memilih cawapres.

Awalnya jika KPP menunjukkan sikap tegasnya pandangan haluan politik yang secara terang benderang berseberangan dengan pemerintah. Frase kata “Perubahan” sudah jelas menunjukan jika koalisi tersebut head to head melawan dan mengkritisi kebijakan pemerintah.

Dengan posisi politik tersebut otomatis akan terjadi kesatuan cara pandang dan bertindak untuk memilih wakil presiden berasal dari perwakilan yang mempunyai pandangan dan pemahaman politik yang sama. Wakil presiden tersebut mempunyai wajah serupa dengan representasi partai dan juga calon presidennya.

Alhasil, KPP menyodorkan calon berwajah dan berhati Anies Baswedan. Musibah terjadi karena calon wakil presiden yang dicalonkan oleh partai koalisi tidak bisa memberikan daya dongkrak elektabilitas signifikan. Misalnya PKS mengajukan Ahmad Heryawan Mantan Gubernur Jabar.

Sementara Demokrat mengajukan Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai kandidat cawapres. AHY sendiri perolehan elektabilitas secara cawapres masih tertinggal jauh dengan nama -nama beken lainnya yang bukan ketua partai seperti Erich Thohir, Sandiaga Uno atau Mahfud MD.

Dalam proses pencalonan wakil presiden, Anies Baswedan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria dari Cawapresnya yang akan menjadi partner kerjanya.

Bagi Anies Baswedan akan sangat konsen dan berhati -hati memasang siapa yang akan mendampinginya. Memasang kriteria cawapres yang ketat dan berjenjang. Kriteria utama yang melekat pada cawapres adalah pertama cawapres wajib bisa membantu kemenangan Pencapresan. Artinya cawapres tersebut bukan mendompleng gelap yang justru hanya menempel elektabilitas capres.

Kedua, cawapres yang bisa membuat koalisi solid dan cawapresnya harus punya visi yang sama dan membantu dalam proses pemerintahan yang akan terbentuk. Tidak terjadi persoalan matahari kembar dalam kepemimpinan.

Ketiga, cawapres diharapkan bisa membantu dan bekerja sama di dalam proses pemerintahan bila ditakdirkan menang.

Kriteria terakhir, Anies Baswedan menyebutkan calon wakilnya harus diisi oleh sosok yang punya kepribadian baik. Selain itu, chemistry dengan dirinya juga harus baik. Anies Baswedan menambahkan untuk cawapresnya, yakni orang yang tidak bermasalah dan berani.

 

No comments:

Post a Comment

CALEG PENGUSUNG ANIES MUHAIMIN PUTUS ALIRAN AIR WARGA KARENA BEDA PILIHAN DUKUNGAN

Akibat beda dukungan pada pemilihan calon anggota DPR RI, aliran air ke rumah salah seorang warga di putus oleh tim sukses. Kondisi mempriha...