Sunday, July 23, 2023

KHOFIFAH, MAHFUD DAN YENNY WAHID OGAH JADI CAWAPRES ANIES, TERNYATA INI ALASANNYA

Yenny Wahid seolah menolak halus kubu Koalisi Perubahan untuk Persatuan untuk dipinang menjadi bakal Calon Wakil Presiden mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh itu bahkan meragukan Anies bisa melenggang ke gelanggang Pilpres sebagai calon presiden.

"Memangnya mas Anies Baswedan sudah pasti bisa nyalon belum tentu juga," kata Yenny di UGM, Yogyakarta, Jumat (7/7/2023).

Sebelumnya penolakan menjadi bakal cawapres juga datang dari Mahfud MD. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI itu secara terang-terangan mengaku pernah ditawari untuk menjadi Cawapres mendampingi Anies Baswedan.

Mahfud MD mengaku sempat ditawari langsung oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

"Jangan saya, nanti malah pecah. Anies kalau koalisinya nggak setuju malah Aniesnya ndak dapat tiket kalau partainya keluar satu," kata Mahfud kepada wartawan usai rapat kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/6/2023).

Selain Yenny dan Mahfud, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga pernah digadang-gadang menjadi salah satu kandidat Cawapres pendamping Anies.

Saat ditanya soal namanya mencuat, Khofifah enggan berkomentar banyak. Ia hanya melempar senyum.

"Oalah rek.. rek. Sudah-sudah," singkat Khofifah.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno berpandangan masuknya ketiga nama tersebut mengindikasikan bahwa Anies menginginkan tokoh dari kalangan Nahdliyin untuk mendampinginya. Khususnya tokoh dari Jawa Timur.

"Sangat kentara Khofifah menolak dan tidak nyaman jadi pendamping Anies, Mahfud MD juga menolak langsung disclaimer secara keras. Lalu Yenny Wahid juga ragu kalau Anies bisa maju di Pilpres 2024," tutur Adi.

Menurut dia, penolakan tersebut tak terlepas dari jejak rekam Anies memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017 dimana isu agama dan polarisasi di masyarakat sangat kental kala itu.

"Harus diakui values Anies soal kemenangannya di Pilkada 2017, soal isu agama, dan bapak politik identitas, sampai sekarang susah untuk dibasuh dosa-dosa politiknya," ungkapnya.

Pengamat politik dari UIN Syarief Hidayatullah itu lantas menyarankan Anies berduet dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) daripada pusing-pusing mencari Cawapres dari luar partai koalisi.

"Saya lihat Nasdem dan Anies tak menghitung posisi Demokrat dan AHY, makanya tidak terlampau prioritas, lebih condong ke Yenny. Padahal AHY kurang apa? Elektabilitasnya lebih tinggi dari Mahfud dan Yenny," kuncinya.

 

No comments:

Post a Comment

CALEG PENGUSUNG ANIES MUHAIMIN PUTUS ALIRAN AIR WARGA KARENA BEDA PILIHAN DUKUNGAN

Akibat beda dukungan pada pemilihan calon anggota DPR RI, aliran air ke rumah salah seorang warga di putus oleh tim sukses. Kondisi mempriha...