Sunday, July 16, 2023

RAKYAT KHAWATIR KHILAFAH KEMBALI BANGKIT JIKA ANIES TERPILIH CAPRES

Sejumlah pihak mulai mengkhawatirkan kontestasi Pilpres 2024 yang menyisakan dua tahun lagi. Kekhawatiran datang usai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan diumumkan sebagai bakal calon presiden (bacapres) oleh Partai Nasdem.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB), Rudi S Kamri menilik lagi peristiwa politik ke belakang terkait Anies Baswedan. Saat itu muncul dukungan kepada Anies sebagai Capres 2024 oleh ‘Majelis Sang Presiden Kami’ pada Mei 2022 lalu.

Selain diwarnai pengibararan bendera Liwa yang bertuliskan kalimat Tauhid yang menjadi simbol ideologi Khilafah, kata Rudi, dalam acara itu

Dalam acara itu, kata Rudi, para deklarator juga mengklaim sebagai orang-orang bekas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI), bahkan narapidana terorisme (napiter) yang selama ini mengusung ideologi Khilafah untuk menggantikan Pancasila.

“Bila Anies Baswedan yang didukung kelompok-kelompok pro-Khilafah itu menang dalam Pemilu 2024, apa jadinya Indonesia?” kata Rudi dalam keterangannya, Kamis (13/10).

Hal itu juga sejalan dengan pendapat Direktur Rumah Politik, Fernando Emas. Menurutnya, pencapresan Anies oleh Nasdem sah-sah saja.

Akan tetapi, yang perlu dirisaukan adalah dukungan itu dilakukan oleh sekelompok orang yang mengkalim dirinya sebagai eks-anggota HTI, FPI dan eks-napiter.

“Yang membuat saya dan kita semua risau, ternyata kita baru tahu bahwa Anies Baswedan seolah mengkonfirmasi kekhawatiran saya dan kita semua bahwa orang-orang eks-teroris, HTI dan FPI yang pro-Khilafah menjadi pendukung Anies Baswedan. Mari kita bayangkan, kalau mereka menguasai Indonesia, apa jadinya negeri ini,” ujar Fernando.

Pendapat tersebut diaminkan oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari. Dia mengingatkan akan adanya potensi politik identitas dan polarisasi ekstrem pada 2024.

Qodari memprediksi hal tersebut bakal makin menguat tajam.

"Saya sampaikan warning nih ya dengan konstelasi yang ada sekarang ini, kita harus siap-siap dengan kemungkinan polarisasi ekstrem lagi 2024 yang akan datang, dengan berat hati harus disampaikan ya mumpung belum terjadi, apalagi pasca pendeklarasian bapak politik identitas Anies Baswedan sebagai Capres Partai Nasdem," ucapnya.

Sementara itu, Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus menyampaikan kekhawatirannya dengan potensi politik identitas yang ada saat ini.

Menurutnya, semua pihak harus mulai hati-hati dan waspada dengan pencapresan Anies. Dia juga mengajak untuk terus menjaga Indonesia.

"Mari kita jaga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), jangan sampai terecah-belah karena tokoh seperti Anies Baswedan berkuasa dan didukung oleh kelompok-kelompok radikal yang menyuarakan khilafah,” tegas Petrus.

Petrus juga mengaku enggan mengomentari dukungan kelompok tertentu kepada Anies Baswedan, karena hal itu sah-sah saja.

“Ternyata yang mendukung Anies Baswedan adalah orang-orang yang pro-sistem Khilafah. Otimatis mereka akan mengubah sistem negara kita, mereka akan mengubah ideologi negara kita, dan itu ancaman serius bagi bangsa dan negara ini. Saya selalu tak pernah bosan mengingatkan, karena saya merasa punya kesempatan menjalankan tugas sejarah agar Indonesia ini bebas dari mereka yang mengancam kebinekaan kita, bebas dari mereka yang akan memporak-porandakan Indonesia,” tandas Petrus.

 

No comments:

Post a Comment

CALEG PENGUSUNG ANIES MUHAIMIN PUTUS ALIRAN AIR WARGA KARENA BEDA PILIHAN DUKUNGAN

Akibat beda dukungan pada pemilihan calon anggota DPR RI, aliran air ke rumah salah seorang warga di putus oleh tim sukses. Kondisi mempriha...