Wednesday, August 9, 2023

KOPLAK!!! ANIES NYATAKAN "KAKI" SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI TAPI BERIKAN TROTOAR KE PKL

Sepertinya permasalahan di Ibukota tak akan pernah bisa kelar selama wan abud masih di sana. Bukannya meneruskan yang sudah baik, wan abud malah merusak dengan kebijakan yang katanya pro wong cilik, tapi nyatanya amburadul. Tapi, begitulah wan abud, kritikan yang diberikan tak pernah dijadikan perbaikan. Gubernur paling bebal se Indonesia dan selama sejarah yang ada. Bahkan kebebalannya mengalahkan Gubernur lain di daerah pelosok dan tertinggal.

Sekarang mari kita berpikir sejenak, di mana ada pejabat daerah di Indonesia yang membuat aturan dibolehkannya PKL menjual dagangan di trotoar? Gubernur Aceh? Gubernur Papua? Gubernur NTT? Tidak ada, hanya wan abud sebagai Gubernur Ibukota Jakarta. Kalau ada isu Ibukota dipindah mungkin wan abud ini salah satu penyebabnya. Kebijakannya bikin malu Jakarta sebagai Ibukota negara.

Trotoar yang fungsinya sebagai ruang ramah pejalan kali disalahgunakan oleh wan abud. Hal ini sangat tidak sesuai dengan visi dan ucapannya dahulu.

Hal ini seperti diberitakan wartakota.com, visi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendorong masyarakat hidup sehat lewat berjalan kaki, semakin nyata

Anies Baswedan mengaku akan terus memperlebar trotoar sekaligus menyempitkan ruang jalan Ibu Kota.

Pernyataan tersebut ia sampaikan seusai mencanangkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-492 DKI Jakarta di Taman O, Jalan Bulak Ringin, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (27/4/2019).

Anies Baswedan beralasan, konsep trotoar yang diusungnya merujuk pada kaki sebagai alat transportasi, yang katanya semakin jarang digunakan karena kemudahan transportasi saat ini.

"Apa alat transportasi yang hampir semua orang punya? Kaki. Kaki adalah alat transportasi yang insyaallah kita semua punya," katanya.

"Tapi kita seringkali kalau mikir transportasi, tidak memikirkan kaki. Segalanya langsung naik motor, naik mobil," sambung Anies Baswedan.

"Efeknya apa? Kita juga di pemerintahan, membangun jalan roda untuk roda. Kita tidak membangun jalan untuk kaki. Karena kita tidak memandang kaki sebagai alat transportasi. Inilah yang saya tadi maksud," jelasnya.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menyulap seluruh trotoar menjadi lebih lebar.

Sehingga, seluruh warga Jakarta akan sering berjalan kaki, ketimbang menumpang kendaraan umum untuk berpindah tempat.

Perubahan tersebut, katanya, merupakan bagian dari transformasi gagasan salam pembangunan Ibu Kota.

"Perubahan wajah baru itu bukan fisiknya saja. Cara pandangnya berubah. Begitu kita memandang kaki sebagai alat transportasi, maka kami pemerintah menyiapkan trotoarnya," tuturnya.

"Warga lebih sering berjalan kaki di dalam kota. Terbayang ya wajah baru itu bukan sekadar fisiknya, tapi belakangnya itu," imbuh Anies Baswedan.

"Kita ingin masyarakat Jakarta yang lebih sehat. Sehat tidak kalau berjalan kaki? Sehat. Tapi makin hari, kita makin sedikit yang mau jalan kaki. Nah, pemerintah akan bangun lebih banyak lagi trotoar," paparnya.

Itu pernyataan Anies dibulan April, lalu 4 bulan setelahnya yakni dibulan Agustus. Anies menegaskan peruntukan trotoar lebih bermanfaat untuk PKL. Jadi Anies menggunakan APBD DKI Jakarta dengan alasan membangunkan trotoar untuk pejalan kaki nyatanya memberi tempat pada PKL? Apa Anies berhutang suara saat kampanye pilgub pada PKL dan kini saatnya melunasi? Dengan menghalalkan segala cara termasuk menyingkirkan hak pejalan kaki? Anies Koplak!

Dalilnya karena trotoar itu multifungsi menurut Anies, seperti yang diberitakan kompas.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dia ingin trotoar di Jakarta yang telah direvitalisasi bisa memiliki banyak fungsi seperti yang ada di sejumlah negara lain.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho sebelumnya mengatakan, Pemprov DKI akan mengakomodasi PKL untuk berjualan di trotoar yang sudah direvitalisasi.

Hari ingin PKL itu nanti berjualan menggunakan food truck atau boks kontainer yang dilengkapi tempat pembuangan sampah. Dengan demikian, para PKL itu tidak akan mengotori trotoar.

"PKL sendiri tetap kami akomodasi di trotoar, namun ada aturan mainnya," kata Hari, Selasa lalu.

Kini setelah PSI disusul PDIP mempermasalahkan fungsi trotoar secara hukum, Anies melempar masalah ke muka PKL. Dia mengatakan kenapa pelanggaran yang dilakukan orang miskin selalu dipermasalahkan. Woy! Masalahnya yang punya wewenang mengatur itu kamu bud! Kok PKL yang dianggap melanggar. Ckckckk. Sampai kapan Jakarta diselimuti kabut gelap dari wan abud? Menanti 3 tahun lagi. Sabar saja karena semua perbuatannya pasti menuai karma suatu ketika. 

No comments:

Post a Comment

CALEG PENGUSUNG ANIES MUHAIMIN PUTUS ALIRAN AIR WARGA KARENA BEDA PILIHAN DUKUNGAN

Akibat beda dukungan pada pemilihan calon anggota DPR RI, aliran air ke rumah salah seorang warga di putus oleh tim sukses. Kondisi mempriha...