Thursday, August 24, 2023

NASDEM MAKIN RUGI BANDAR! ELEKTABILITAS ANIES SELALU BERADA DI BAWAH PRABOWO DAN GANJAR

Bicara tentang elektabilitas Anies Baswedan, Nasdem mulai gerah dan kecewa. Masalahnya, meskipun sudah mengelontorkan dana yang sangat besar untuk mencuri start kampanye, ternyata elektabilitas anies masih berada di bawah.

Tidak ada panggung, demikian pengamatan Syahganda Nainggolan dari KAMI. Kita tahu Prabowo menurut berbagai survei nyaris selalu unggul di urutan tertinggi, termasuk menurut survei Litbang Kompas. Menurut Syahganda, ceruk Anies sangat berpotensi menjadi elektabilitas jika dikelola dengan baik. Kesimpulan kita, anies Baswedan sepertinya masih belum menarik hati calon pemilih, dan sebaliknya bagi Prabowo dan Ganjar, yang secara politis sangat dekat kepada Jokowi.

Janji Anies demikian meyaqkinkan, seolah-olah warga Jakarta mudah lupa. Setiap minggu akan tersedia paket sembako selama pandemi untuk 1,2 juta warga. Bukan hanya untuk kalangan kurang mampu, janji Anies pun ternyata menyangkut kalangan anak muda ketika menjabat Gubernur Jakarta.

Hal yang membuat penasaran adalah penurunan elektabilitas Anies semakin kurang diterima oleh publik. Dan jika kita korelasikan dengan rekam jejaknya di masa menjabat Gubernur, kita temukan akar yang menjadi persoalannya. Akar dimaksud di antaranya kesukaan Anies mengumbar janji palsu kepada warga Jakarta, yang hingga saat ini tidak pernah ditepati.

Jika dicermati, pengamatan Syahganda tidak mengena pada catatan sejarah. Menurutnya, anies berlandaskan pada demokrasi yang berkaitan dengan orde reformasi. Terkait Prabowo yang dikaitkan dengan Orde Baru sebagai menantu Soeharto, serta Ganjar dengan Orde Lama atau era Soekarno, tidak berkorelasi dengan pemilih yang mayoritas generasi Z. Ketika mengemukakan keinginan perubahan, Syahganda lagi-lagi tidak melihat kecenderungan yang terjadi. Bagaimana bisa pemilih menyukai perubahan dan kemudian diasosiasikan kepada Anies Baswedan, sementara perkembangan di tengah lapangan, terbukti mereka lebih menyukai Prabowo. Lalu apa yang terjadi ketika Ganjar diasosiasikan dengan Orde Lama? Bukankah di era sekarang, PDIP justru menjadi nakhodanya?

Narasi Syahganda yang melompat-lompat itu mungkin karena diwarnai kesukaannya kepada Anies Baswedan, maka ketika melihat fakta yang merugikannya, dia tidak akan mengakuinya sebagai kenyataan yang berkembang di ranah publik.

Perkembangan di seputar Anies yang terkesan berat sebelah itulah barangkali yang terbaca oleh publik. Sehingga mereka lebih tertarik melihat siapa yang paling unggul adalah bukan Anies. Artinya, hanya antara Prabowo atau Ganjar yang menjadi unggulan bagi publik.

No comments:

Post a Comment

CALEG PENGUSUNG ANIES MUHAIMIN PUTUS ALIRAN AIR WARGA KARENA BEDA PILIHAN DUKUNGAN

Akibat beda dukungan pada pemilihan calon anggota DPR RI, aliran air ke rumah salah seorang warga di putus oleh tim sukses. Kondisi mempriha...