Kendati sukses meredam gejolak di masyarakat bukan berarti hal itu tak menimbulkan konsekuensi.
Trubus menyebut Anies terkesan lemah dalam hal eksekusi kebijakan yang berkaitan langsung dengan masyarakat.
"Dengan konsepnya tidak mau menggusur itu kelihatannya ini membawa nuansa masyarakat bawah (tidak bergejolak) tapi resikonya ya tadi kemudian ada ada dampaknya banyak pembangunan yang terkait dengan masyarakat bawah ini tidak ini tidak tercover," ujar Trubus.
Salah satunya soal penanganan banjir yang dikerjakan di era Anies memimpin Jakarta.
Menurut Trubus, Anies terkadang lebih sibuk mengurusi penamaan dari apa yang dikerjakannya ketimbang eksekusi.
"Pak Anies apa namanya lemahnya dalam soal eksekusinya tuh banyak yang belum dilakukan,
Soal banjir itu udah enggak usah berdebat soal naturalisasi atau normalisasi enggak usah di situ, laksanakan aja," kata Trubus.
Ini kan dia lebih membuat konsep baru yang kemudian tidak harusnya," lanjut Trubus yang menyoroti sumur resapan ala Anies.
Kata Trubus sejatinya sumur resapan untuk mengantisipasi banjir tidak salah, namun kebijakan itu tak bisa diterapkan di seluruh wilayah Jakarta.
"Sumur resapan hanya cocok di Jakarta Selatan Kenapa di sana turunnya kontur tanah itu enggak banyak.
Nah sumur resapan enggak cocok di Jakarta Utara karena Jakarta Utara itu tanahnya turunnya ini banyak," kata Trubus.
Selain soal banjir, Anies juga dinilai lemah dalam hal tata ruang.
Hal itu terlihat dari masih bergantungnya DKI Jakarta terhadap Bantar Gebang dalam hal pengolahan sampah.
"Jakarta harusnya ciptakan tempat sampah sendiri, nah harusnya ITF Sunter itu tapi kan ga berjalan.
Jadi kita sampah harusnya ga bergantung lagi ke Bantar Gebang, ini kaitannya dengan tata ruang," ujar Trubus.
No comments:
Post a Comment