AMUN GAGAL NYAPRES, ANIES HANDAK UMPAT JADI GUBERNUR JAKARTA

Saat ini ada keceriaan terlihat di koalisi pengusung Anies. Diawali dengan pengumuman selesainya pembahasan soal cawapres yang berlarut-larut. Akhirnya sudah terpilih satu nama. Dan katanya bakal diumumkan setelah Anies pulang dari melaksanakan ibadah haji nanti.

Pengumuman soal cawapres ini disusul dengan keberangkatan Anies di Bandara Soekarno-Hatta pada hari Kamis kemarin ya. Keberangkatan Anies beribadah haji ini diantar atau dilepas oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Terlihat pula keceriaan di sana. Anies maupun AHY kelihatan hepi gitu ya. AHY kemudian bicara bahwa mereka sama-sama menjemput takdir. Walaupun ada petinggi Demokrat yang membantah bahwa kegiatan AHY mengantar Anies ke bandara itu gak ada hubungannya dengan soal cawapres. Namun, banyak yang melihat, termasuk saya, bahwa kehadiran dan perkataan AHY itu seakan memberikan sinyal, bahwa AHY lah yang akhirnya terpilih jadi cawapres Anies.

Dalam tulisan sebelumnya, saya sudah mengartikan bahwa cuitan mimpi SBY yang diutarakan di medsos, tentang SBY naik kereta satu gerbong dengan Ibu Mega dan Pak Jokowi, merupakan manuver pamungkas SBY, untuk menegaskan pada Anies, bahwa kalau AHY tidak jadi cawapres, maka bisa saja Demokrat hengkang dari koalisi. Dan tentunya akan menyebabkan gagalnya Anies nyapres.

Maka pilihan paling rasional buat Anies, ya memilih AHY jadi cawapresnya. Walaupun sejak awal, Anies seakan enggan memilih AHY jadi cawapres. Pastinya karena AHY yang sangat minim pengalaman kerja. Sehingga sulit bagi Anies untuk berharap pada 2 hal penting. Bahwa AHY bisa menambah elektabilitas Anies, dan AHY nantinya bisa membantu Anies dalam menjalankan tugas sebagai presiden, kalau beneran menang ya. Sulit buat Anies untuk ngarepin AHY bisa membantu di kedua hal tadi ya.

Bahkan tercium ada ketakutan di dalam diri Anies. Jika menjadikan AHY cawapres, jangan-jangan elektabilitas Anies malah makin turun. Karena faktanya, di berbagai survei, bersama Ganjar dan Prabowo, Anies selalu di posisi ketiga. Dengan angka yang makin turun. Bahkan pernah ada survei dari LSI Denny JA, terhadap beberapa wilayah yang punya jumlah massa pemilih terbanyak atau provinsi terbesar. Yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Banten. Jumlah pemilih di 5 propinsi itu sudah lebih dari separonya total Indonesia ya. Sementara Ganjar dan Prabowo masing-masing menang di sebagian wilayah, Anies disebut tidak menang di mana pun alias nol. Saking jeleknya elektabilitas Anies ya.

Terus nanti bagaimana Anies berharap memenangkan Pilpres jika berpasangan dengan AHY? Namun, kalau gak berpasangan sama AHY, ada kemungkinan besar Demokrat akan cabut dari koalisi. Hasilnya juga sama, Anies gagal nyapres. Kepala Anies pasti pusing dah ya.

Saking menipisnya kemungkinan Anies menang, atau bahkan maju di Pilpres 2024, ada lembaga survei, LSI Denny JA, yang khusus membuat survei dengan tema “jika Anies gagal mendapat tiket capres”. Diprediksi bahwa jika gagal maju nyapres di Pilpres 2024, maka Anies akan mencari jalan, yang memungkinkan Anies untuk maju lagi di Pilpres 2029. Artinya Anies mencari tempat, di mana dia masih bisa mempertahankan elektabilitasnya. Bisa mempertahankan eksistensinya di mata publik. Nah, Anies bisa masuk bursa cawapres. Tapi rasanya gak mungkin ya Ganjar maupun Prabowo memilih Anies jadi cawapres. Pastinya masing-masing sudah punya cawapres sendiri. Atau Airlangga Hartarto? Mereka semua ini kan para capres yang bakal melanjutkan program-program Presiden Jokowi. Sedangkan Anies kan antitesis, gak nyambung dong.

Maka pilihan Anies adalah kembali bertarung di Pilkada DKI 2024, sebagai calon gubernur. Nah, kalau balik ke Pilgub DKI Jakarta Anies masih punya elektabilitas. Misalnya dalam survei lembaga Nusantara Strategic Network (NSN), Anies disebut bersaing dengan Risma (mantan Wali Kota Surabaya yang sekarang menjabat sebagai Menteri Sosial) dan Riza Patria (mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta). Di mana Risma menempati posisi teratas, lalu Riza Patria, lalu Anies.