Ketika dunia datar dihebohkan dengan berita Pak Ahok menyambut Raja Salman, dunia datar juga tentu tidak lupa untuk menghebohkan diri mereka dengan pemberitaan bahwa Anies juga melakukan hal yang sama. Jadi siapa bilang Anies tidak dapat dibandingkan dengan Ahok?
Anies tidak menyambut oleh Raja, namun Anies disambut oleh Raja! Siapa lagi kalau bukan Raja Dangdut, Rhoma Irama? Pentolan grup dangdut Soneta ini pernah menyambut kehadiran Anies di lokasinya. Bayangkan, lebih luar biasa bukan? Itulah kira-kira pandangan yang dilihat dari mata kaum-kaum bumi datar.
Pandangan Kaum Bumi Datar
Mereka menjadi segerombolan makhluk yang senang ketika Ahok susah, dan susah ketika Ahok senang. Inilah yang menjadi keseruan untuk memberitakan mengenai orang-orang kaum bumi datar. Mereka adalah orang yang memberitakan berita palsu untuk menutup berita asli. Ini yang disebut hoax. Kaum bumi datar ini bukannya tidak ada ketua. Mereka memiliki ketua. Ketua mereka merupakan sosok amphibi, ia dapat hidup di dua alam.
Bahkan lebih hebatnya lagi, bukan dua alam saja, namun ia dapat hidup di dua dunia. Flat Earth and Globe, merupakan dua dunia yang ditinggali oleh Sang Pemimpin Amphibi. Amphibi ini suka sekali mengumpat dan menghina pemberitaan asli. Siapakah dia? Silakan tebak sendiri!
Kaum bumi datar ini adalah kebanyakan pendukung pasangan calon gubernur yang memanjakan mereka. Setelah paslon 1 gagal maju ke putaran kedua dan paslon 3 sempat menghina kebijakan 1 Miliar per RW, sekarang justru paslon 3 yang menawarkan kembali program tersebut kepada warga Jakarta.
Program Kerja Inkonsisten Menandakan Calon Pemimpin yang Inkonsisten Pula
Anies ini adalah seseorang yang sangat lihai di dalam menarik perhatian dan simpati warga. Hanya cukup tersenyum dan menawarkan janji manies-nya di khalayak bumi datar. Mereka tentu senang untuk menerima kalimat-kalimat indah. Mereka tidak berpikir panjang untuk mengetahui kelanjutan dan detail dari setiap program.
Program Rumah Inkonsisten VS Rusun Ahok
Program rumah DP inkonsisten juga menjadi satu bukti bahwa program paslon ini merupakan program yang tidak matang. Apakah program ini tidak bisa dimatangkan? Saya ragu-ragu, bayangkan saja makanan yang tidak matang, dan sudah didiamkan beberapa hari, apakah masih bisa dimatangkan? Jika jawabannya “YA”, silakan matangkan makanan basi tersebut. Saya sih tidak mau ya makan makanan basi.
Program OK OCE VS Jakarta Creative Hub
Program OK OCE yang diulang-ulang oleh Sandiaga seperti kaset rusak, juga sekarang terbukti sudah dijalankan oleh Pak Ahok. Pak Ahok dan Djarot dengan Jakarta Creative Hub-nya sudah berdiri di daerah Tanah Abang. Program memberdayakan rakyat Jakarta dijalankan disini. Warga mendapatkan tempat kerja dan dapat harapan untuk berkarya.
Hidup ini singkat bung! Jangan sia-siakan 5 tahun dengan janji manies dari pasangan calon yang tidak jelas dan inkonsisten. Biarkan Sang Petahana melanjutkan program kerjanya.
Menurut haters, salaman bersama Raja Dangdut merupakan berita yang harusnya seimbang untuk dibandingkan dengan salaman Raja Salman kepada Pak Ahok. Bersalaman merupakan bentuk saling mendukung. Jadi jangan kejang jika saya mengatakan Pak Ahok bersalaman dengan Raja Salman merupakan bentuk dukungan Raja Arab kepada Pak Ahok.
Warga Jakarta harus di edukasi di dalam melihat program kerja yang ditawarkan oleh paslon. Jangan sampai termakan oleh janji-janji kosong yang ternyata direalisasikan oleh orang lain.
No comments:
Post a Comment