Wednesday, May 31, 2023

KOALISI PERUBAHAN TAK JELAS, PD-PKS TAK PERNAH PASANG GAMBAR ANIES

Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pendukung Anies Baswedan mendapat sindirian keras. Koalisi yang terdiri dari NasDem, PD dan PKS dinilai tidak jelas karena Pantai Demokrat dan PKS tidak pernah memasang gambar Anies.

"PKS pernah nggak pasang gambar Anies? Demokrat pernah nggak pasang gambar Anies? Nggak pernah. Cuma NasDem aja yang terang-terangan pasang gambar Anies," kata Politikus PDIP Masinton Pasaribu dalam sebuah diskusi, Rabu (3/5/2023).

Masinton menganggap KPP belum secara resmi terbentuk. Ia menuturkan hingga kini ketiganya juga belum resmi mendeklarasikan terbentuknya koalisi.

"Nggak definitif, belum definitif. Baru masih ini penjajakan semua, pacaran, PDKT-PDKT. Nggak mengerucut," ucapnya.

Masinton pun menyarankan KPP segera mendefinitifkan koalisi jika ketiga partai di dalamnya memang telah setuju untuk berkoalisi. "Kalau tiga partai yang katanya koalisi perubahan, meskipun tidak ada ide perubahannya, yang katanya berkoalisi tiga ini, Kalau pun ini sudah firm, ya, kalau ini didefinitifkan kan dong," pungkasnya. 

KETAHUAN SERANG JOKOWI PAKAI DATA ABAL-ABAL, TIM ANIES BASWEDAN MALAH SALAHKAN WARTAWAN

Tim bakal calon Presiden usungan Koalisi Perubahan Anies Baswedan angkat bicara setelah Kementerian PUPR mengoreksi data yang dipakai Anies Baswedan menyerang pemerintahan Joko Widodo dalam pidatonya di  Milad ke-21 PKS akhir pekan lalu.

Dimana Anies membandingkan pembangunan jalan era Presiden Jokowi dan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Anies menyebut pada era SBY pembangunan jalan non tol yang sangat dibutuhkan masyarakat kecil sangat masif dilakukan.

Namun pembangunan itu justru melorot drastis di era kepemimpinan Jokowi yang disebutnya hanya membangun jalan berbayar alias jalan tol yang hanya dipakai kalangan tertentu saja. Kekinian diketahui data yang dipakai Anies Baswedan salah.

Tim pemenangan Anies Baswedan Hendri Satrio (Hensat) mengakui hal itu, Anies Baswedan disebutnya keliru mengutip data pembangunan infrastruktur tersebut. Meski demikian Hanset tak mau Anies disalahkan begitu saja atas kekeliruan tersebut, dia justru menyalahkan wartawan yang disebutnya salah mengutip data dari PUPR, dimana data tersebut kemudian dikutip Anies dalam pidato tersebut.

"Itu PUPR menurut saya klarifikasi ke Katadata saja. Kan Mas Anies cuma membacakan hasil karya jurnalistiknya Katadata, gitu," ujar Hensat saat dihubungi, Rabu (24/5/2023) malam.

Tanpa merasa bersalah karena sudah pakai data abal-abal untuk menyerang pemerintahan Jokowi, Hansat justru mengatakan pemerintah seharusnya berterima kasih kepada Anies Baswedan atas kekeliruan tersebut. Menurutnya, karena Anies membacakan data pembanding pembangunan jalan era SBY dengan Jokowi, pemerintah jadi melakukan pengecekan ulang.

"Dan baguslah kalau kemudian diperbaiki. Jadi dicek-dicek saja tuh. Jadi thanks to Mas Anies lah. Akhirnya, pemerintah cek dan ricek lagi datanya," katanya.

Oleh karena itu, Hensat kembali menekankan agar Kementerian PUPR melakukan klarifikasi ke media yang dimaksudnya.

"Tapi, kalau klarifikasi, mestinya klarifikasinya ke Katadata tuh. Dan untung saja dibacain Anies. Jadi pada sibuk nyari perbaikan data. Mungkin kalau enggak dibacain, enggak dicek and ricek itu," ujar Hensat.

Adapun kritik Anies Baswedan itu disampaikan saat berpidato pada hari ulang tahun PKS di Istora Senayan, Jakarta pada Sabtu (20/5/2023) lalu. Inti dari  Pidato itu Anies tak sepakat pemerintahan Jokowi terlalu banyak membangun jalan tol sebab itu hanya dipakai segelintir orang yakni kelompok masyarakat yang membayar karcis masuk jalan bebas hambatan itu.

Di sisi lain, eks Gubernur DKI  Jakarta itu mengatakan pemerintah seolah tutup mata pada pembangunan jalan non tol di berbagai daerah di Indonesia, padahal jalan tak berbayar itu adalah akses yang dipakai oleh masyarakat kecil.

"Pemerintahan kali ini berhasil membangun jalan tol terpanjang dibandingkan periode-periode sebelumnya. 63 persen dari seluruh jalan tol berbayar yang ada di Indonesia dibangun di era pemerintahan sekarang (Jokowi), sepanjang 1.569 km dari total 2.499 km itu adalah jalan berbayar,” kata Anies.

"Sedangkan jalan yang tak berbayar yang digunakan oleh semua secara gratis, yang menghubungkan mobilitas penduduk dari sudut-sudut desa ke perkotaan, yang membawa produk-produk pertanian. Baik jalan nasional, jalan provinsi ataupun Jalan Kabupaten terbangun 19.000 KM di pemerintahan ini. Kalau coba saya bandingkan dengan pemerintah 10 tahun lalu di jaman Presiden pak SBY. Jalan tak berbayar yang dibangun adalah sepanjang 144.000 km atau 7,5 kali lipat,” tambahnya membungkasi. 

CAPRES NASDEM ANIES BASWEDAN JADI JONGOS KETUM PP YAPTO SUMARSONO

Capres Partai Nasdem Anies Baswedan jadi jongos Ketua Umum Pemuda Pancasila Yapto Suryo Sumarsono.

Sebagai Capres Nasdem, Anies mirip jongos. Tunduk pada perintah Ketum PP Yapto Sumarsono untuk gunakan kekuasaan merebut rumah Wanda Hamidah tanpa perintah pengadilan.

Mirip jongos, Capres Nasdem Anies dipenuhi permintaan Yapto untuk mengeksekusi rumah Wanda Hamidah di Jalan Citanduy No.2 Cikini Jakarta Pusat.

Kepala Bagian Hukum Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat Ani Suryani mengakui diperintahkan Gubernur Anies untuk mengosongkan rumah di Wanda Hamidah.

Bahkan sebelum eksekusi dilakukan (13/10), mereka melakukan briefing lengkap dengan menghadirkan jajaran Polres Jakarta Pusat, Dinas Pemadam Kebakaran, bahkan Dinas Penanggulangan Hewan.

Sikap Capres Nasdem Anies Baswedan mirip jongos sangat memalukan. Bahkan lebih parah dari sekadar petugas partai. Sebuah skandal kepemimpinan yang diprediksi akan berbuntut panjang. 

VIDEO CABUL ANIES PELUK PEREMPUAN MIRIP NONTON ADEGAN BOKEP

Video cabul Anies peluk perempuan bukan muhrim di muka umum mirip adegan bokep, dikecam publik karena jadi tontonan tak pantas dari seorang capres.

Adegan cabul Anies peluk perempuan mirip nonton video Bokep. Dikecam publik, Anies dinilai tak risih dan malu melanggar norma susila masyarakat.

Video saat Anies bertemu seorang relawan perempuan berhijab, lalu memeluk erat, menyentuh dan mencium kening layaknya pasangan suami-istri mirip adegan cabul dan tontonan bokep (orang dewasa).

Adegan cabul Anies peluk mesra perempuan bukan muhrim mirip nonton bokep pun viral di jagat maya. Diunggah akun Twitter @MurtadhaOne1 (18/2).

Publik menilai Anies sengaja mengeksploitasi popularitas lalu memanfaatkan pendukung perempuan menjadi mangsa seksualitas di muka publik. Menjijikan.

Publik berharap KPU dapat memperhatikan gejala orientasi seks para capres dan cawapres agar calon pemimpin nasional bukan figur yang mudah mempertontonkan adegan bokep di tengah masyarakat yang berbudaya. 

KOALISI PERUBAHAN PANIK JOKOWI CAWE-CAWE

Sikap cawe-cawe Pilpres yang dilakukan Presiden Joko Widodo ditanggapi bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan.

"Semenjak semalam sampai tadi siang kami banyak sekali menerima ungkapan aspirasi dan kekhawatiran," kata Anies di markas Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X Nomor 46, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (30/5).

Sejumlah kekhawatiran yang diterima Anies di antaranya penjegalan, kriminalisasi hingga potensi tak netralnya Pemilu 2024.

"Ada kekhawatiran tentang caleg-caleg yang mungkin dapat diperlakukan tidak fair, partai-partai yang dapat perlakuan tidak fair, calon-calon presiden yang dapat perlakukan tidak fair," ujar Anies.

"Kemudian potensi terjadinya kecurangan, yang semua itu dikhawatirkan muncul akibat adanya pernyataan bahwa tidak netral dan cawe-cawe," sambung Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu  berharap kekhawatiran itu tak terwujud. Dia berharap Pemilu dan Pilpres 2024 tetap berjalan secara netral tanpa ada kecurangan.

"Setiap partai punya hak yang sama untuk mencalonkan, setiap caleg punya hak yang sama untuk berkampanye dan mendapatkan perlakukan yang sama," tandasnya. 

Tuesday, May 30, 2023

BUTET KARTAREDJASA SINDIR ANIES YANG GEMBAR-GEMBORKAN TAWARKAN REKAM JEJAK: LHA, HASIL KERJA ANIES MEMANG APA?

Selama ini Bakal Calon Presiden (bacapres) 2024 dari Partai NasDem, Anies Baswedan, selalu menegaskan pentingnya menawarkan rekam jejak.

Bahkan dalam berbagai kesempatan, Anies seolah menilai visi misi seorang pemimpin tidak terlalu penting karena rekam jejak lah yang harus menjadi "jualan utama".

Aksi menawarkan rekam jejak ini memang sering Anies lakukan ketika bersafari politik jelang Pemilu 2024.

Rupanya Anies merasa sudah menorehkan prestasi yang cukup baik selama 5 tahun memerintah Ibu Kota.

Namun pendapat Anies ini disanggah dengan keras oleh seniman kondang Butet Kartaredjasa. Hal ini seperti dilihat dalam potongan wawancaranya yang diunggah di kanal YouTube @unpackingid.

Awalnya Butet menyinggung soal pentingnya seseorang untuk memiliki visi, meski aspek ini bukan satu-satunya kriteria pemimpin ideal yang dicari oleh sang aktor.

"Orang itu harus punya visi, satu, dia punya impian. (Lalu) dia punya track record, punya sejarah," jelas Butet dalam wawancaranya bersama politikus senior Zulfan Lindan, dikutip pada Rabu (25/1/2023).

Pernyataan Butet inilah yang disanggah Zulfan. "Tapi kata Pak Anies visi misi itu nggak penting, yang penting hasil kerja, bagaimana?"

Tak disangka, Butet dengan ceplas-ceplos malah menanyakan balik apa hasil kerja mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

"Hasil kerja? Lha hasil kerjanya Anies memang apa? Itu kan masalahnya," tutur Butet.

"Anies kan baru diinginkan. Calon pun masih bakal, kan? Itu pun belum bisa punya paspor untuk berangkat kan?" sambung Butet.

Kakak dari mendiang Djaduk Ferianto tersebut lalu menjelaskan beberapa kriteria pemimpin ideal menurutnya.

Tidak peduli siapa sosoknya, atau apa agamanya, Butet menegaskan empat kriteria utama pemimpin menurut versinya.

"Calonnya entah siapa, siapapun dia, aku nggak nyebut nama, (asalkan) punya visi, punya track record, punya kemampuan, dan dia punya program, lu mau ngapain," terang Butet.

"Dari situ kita bisa menilai. Saya nggak akan melihat kamu agamanya apa," tandasnya. 

BRAVO PSI! KEBRUTALAN PENDUKUNG ANIES MEMANG PERLU DIBERIKAN PELAJARAN

DPD PSI Solo melaporkan akun Twitter @p40812 yang diduga menghina istri Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Selvi Ananda. PSI Solo menilai cuitan akun itu meresahkan dan brutal.

Dilansir detikJateng, Senin (29/5/2023), Ketua DPD PSI Solo Antonius Yoga Prabowo mengaku belum berkomunikasi dengan Gibran sebelum membuat aduan. Dia menyebut melaporkan akun penghina Selvi agar tidak kebablasan.

"Tidak, ini kesadaran kami. Dengan segala hormat, kami tidak ada komunikasi dengan Mas Gibran untuk melaporkan. Ini murni hasil diskusi kami di PSI untuk melaporkan ke Polresta, akun Twitter @p40812 semakin dibiarkan tweet-nya semakin arogan," kata Yoga di Mapolresta Solo, dilansir detikJateng, Senin (29/5/2023).

Pihaknya pun menyertakan sejumlah tangkapan layar cuitan @p40812 yang dinilai sudah keterlaluan. Yoga berharap aduan ke polisi ini bisa membuat yang bersangkutan jera.

Dihubungi terpisah, Kasat Reskrim Polresta Solo Kompol Agus Sunandar membenarkan jika dikatakan PSI hari ini membuat aduan tersebut. Pihaknya masih mempelajari kasus itu.

Sementara itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka masih menanggapi santai persoalan tersebut. Dia menyebut cuitan yang menghina istrinya, Selvi, itu dilakukan orang yang ingin mencari perhatian (caper).

"Ana sing ngurus, wis fokus nyambut gawe wae (sudah ada yang mengurusi, sudah fokus kerja saja). (Mengancam) rasah digagas, caper," pungkas Gibran. 

ANIES BASWEDAN AKUI GUNAKAN POLITIK IDENTITAS DI PILKADA DKI 2017

Anies akhirnya, akui gunakan politik identitas untuk menang di Pilkada DKI tahun 2017, "Soal itu (politik identitas), saya tak pernah bantah," ucapnya.

Menang Pilkada DKI dengan cara politik identitas, akhirnya diakui Anies, "Memang, dan Saya tak pernah bantah," ujarnya dalam Q&A MetroTV, 2 April lalu.

Pernyataan Anies menang Pilkada DKI dengan politik identitas, jadi pengakuan kali pertama. Sejak publik memberi gelar, "Bapak Politik Identitas".

Meski menang dengan politik identitas selama kampanye Pilkada DKI, namun Anies ingatkan agar publik melihat rekam jejak selama ia menjabat.

Selama lima tahun di Jakarta, "Saya tak pernah diskriminasi agama. Jangan selalu diingat pernyataan dulu, tapi lihatlah kenyataan," ungkapnya.

Anies minta publik lihat rekam jejak pasca ia dilantik hingga akhir jabatan di DKI, bukan saat kampanye Pilkada DKI.

Kalau saya dituduh politik identitas, "Itu 'kan tahun 2017. Makanya saya tak pernah bantah, tak pernah mengkoreksi," tegas Anies mengakui.

Meski diakui Anies telah gunakan politik identitas. Tanpa rasa tanggungjawab, Anies enggan minta maaf.

Publik semakin paham. Jika Anies gunakan politik identitas hanya untuk mencapai tujuan politik. Kekuatiran yang sama terjadi pada Pilpres 2024.

ELEKTABILITAS ANIES BISA NAIK JIKA SEMUA WARGA INDONESIA JADI KADRUN

Sungguh kejam Tribun Timur kepada Anies, wkwkwkwkw, tertawa aja dulu. Pasalnya judulnya itu loh, coba baca judul salah satu berita di Tribun timur, tulisnya begini “Survei LSI Denny JA: Prabowo Unggul di Tiga Provinsi Terbesar, Ganjar Kuasa Pulau Jawa, Anies Nol” Dimohon pemirsa menahan tawa. Wkwkkww.

Mungkin editor Tribun teringat dengan program rumah DP Nol rupiah ala Anies, karena program itu serasa omong kosong atau program gagal karena terlalu banyak gagasan. Atau mungkin saja ini sengaja ditulis agar Anies terpancing dan akan berkata “Lihatlah, Saya memang dijegal” Padahal, meskipun tidak ditulis judulnya begitu, elektabilitas Anies memang sangat anjlok.

Penyebab anjloknya suara Anies, berangkat dari apa yang telah dilakukannya di Jakarta. Inilah hukum sebab akibat, apa yang ditanam maka itulah yang dituai. Anies telah membentuk politik identitas, dengan memainkan isu SARA Anies berhasil menjadi Gubernur, dan rekam jejak yang buruk ini sangat sulit dilupakan sehingga brand Anies sebagai orang yang berbahaya terus melekat.

Jabatan Gubernur yang pernah diraih Anies, itu adalah bukti yang jelas bahwa Anies memang tidak bisa bekerja, tidak bisa membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat jelata, dan justru kebijakannya hanya merusak. Anies sudah sangat berbahaya untuk Indonesia, cukuplah Jakarta sebagai bukti saja.

Tak heran jika beberapa orang pendukung Anies sudah mulai gerah, misalnya Neno Warisman yang sudah kecewa dengan Anies. Dan itulah juga kenapa Pandji ingin Anies untuk tetap jadi Gubernur di Jakarta saja, mungkin karena Pandji tahu betul bahwa Anies sudah dikutuk se-Indonesia.

Namun Anies juga sangat ragu bisa menang kembali di Jakarta, karena bisa jadi hati nurani Anies berkata bahwa dirinya telah merusak Jakarta selama ini, sehingga jika kembali bertarung di Jakarta sudah pasti akan kalah, karena warga Jakarta sudah kapok, warga Jakarta sudah tahu betul bahwa Anies tidak melakukan perbaikan, justru hanya merusak.

Banyak masalah yang ditinggalkan Anies, tapi kemana-mana ia mengklaim dirinya telah berhasil melakukan kerja ini kerja itu, apapun caranya berbohong, Anies terus ngeggas, namun sayangnya, rakyat Indonesia sudah tahu betul siapa sosok Anies. Jakarta sudah jadi bukti kebobrokan Anies, maka jangan sampai seluruh Indonesia menjadi lebih terpuruk.

Anies bicara gagasan, langsung menjadi bahan tertawaan se-Indonesia, inilah bukti juga kalau elektabilitas Anies akan sulit menanjak naik. Anies sudah tidak bisa dipercaya lagi kata-katanya, terlalu banyak jilatan daripada kejujuran dan bukti. Akhirnya para bandar bingung bagaimana caranya agar nama Anies terangkat.

Bandar mengira, kebusukan Anies bisa dicuci dan dilupakan oleh rakyat Indonesia, tetapi hal itu berbeda dengan beberapa tahun yang lalu. Semua janji-janji Anies di Jakarta masih saja ditagih, rekam jejaknya masih jelas. Bahkan beberapa program Anies sudah seharusnya dinaikkan ke taraf penyidikan, namun sayangnya, Anies masih terlalu kuat bekingannya.

Hanya rakyat Indonesia yang bisa menghukum Anies, soalnya kalau negara atau pemerintahan saat ini, masih banyak hal yang diperhitungan agar tidak menimbulkan efek lain, maka biarkan rakyat yang akan mengadili dengan hukum sosial kepada Anies, sang bapak politik identitas, yang telah memainkan politik yang begitu brutal dan kejam di Jakarta.

Banyak yang berharap Anies benar-benar anjlok, biarkan dia menjadi presiden di Petamburan, karena disanalah para pendukungnya yang begitu antusias, tetapi bagi rakyat Indonesia, tidak ingin terjadi proyek-proyek mangkrak yang lebih sadis lagi.

Saat ini proyek BTS dengan kerugiaan negara 8 trilyun. Jika sampai Anies jadi Presiden, maka ini akan lebih parah dari Zaman SBY, dimana hampir semua petinggi Demokrat terlibat korupsi dan akhirnya pembangunan mangkrak.

Bayangkan jika Anies jadi Presiden, mulai dari proyek IKN akan mangkrak, lalu kereta api cepat pun akan mulai tidak ada penambahan, kemudian proyek BTS pun akan terus digarong, akan muncul Jhoni-jhoni baru, kemudian kasus di PLN yang melibatkan perusahaan keluarga JK pun akan hilang jejaknya, para mafia akan bergembira dan berpesta pora jika Anies jadi Presiden.

Tetapi pesta untuk para mafia ini sudah usai, dan di antara mereka sudah mulai uzur dan tidak bisa upgrade perkembangan jaman, bahkan cenderung masih ingin menggunakan cara-cara lama dalam berpolitik, perhatikan saja si JK, dengan menggunakan politik gaya lama, mulai dari isu Cina, kerusuhan dan model ancamannya pun sudah basi.

Orang-orang tua ini sudah seharusnya pensiun, dan sudah seharusnya berhenti dari segala macam sepak terjangnya. Tapi yah, apa yang mereka tanam maka itulah yang mereka tuai. Jika JK pernah membuat kesulitan pada masyarakat di masa lalu, maka ia akan mengalami kesulitan juga di masa kini, waktu pesta pun sudah harus usai.

Elektabilitas Anies tetap stagnan, karena pendukung Anies memang hanya para kadrun yang tidak mau cerdas, para pendukung Anies itu tetap dalam kebodohan, tidak mau berpikir dan berontak, mungkin sudah merasa nyaman sekali.

Jadi kemunculan Anies di media tidak akan pernah lagi menaikkan elektabilitasnya atau survei branding dirinya untuk tujuan kursi Presiden. Namun kemunculan Anies di media hanya menjadi sebuah lawakan yang paling gurih sepanjang menjelang dilaksanakannya pilpres 2024, karena Anies saat ini sudah menjadi badut-badut politik, ikut meramaikan dan termasuk hiburan yang bikin kita tertawa-tawa terpingkal-pingkal. Itulah gagasan-gagasan, narasi-narasi, dan bacot-bacot cocoklogi dan ngibul-ngibul. 

MASYARAKAT MENILAI ANIES DAN NASDEM MILIKI ETIKA YANG RENDAH, PANTESAN ELEKTABILITAS TURUN DRASTIS

Nasdem dan Anies dinilai miliki moral dan etika rendah buat rakyat ragu amanatkan kepercayaan di Pemilu 2024.

Keraguan rakyat pada rendahnya moral etika Nasdem dan Anies diungkap Pengamat Politik Fahri Hamzah dalam Podcast Kompas.com (2/3).

Menurut Fahri moral dan etika Nasdem dan Anies rendah, membuat rakyat ragu. Utamanya saat deklarasi 3 Oktober 2022 lalu.

"Jangan dong tiba-tiba lompat ke Anies. Lalu bilang Anies lawan Jokowi," ujarnya.

Secara moral dan etika, kata Fahri, sikap Nasdem dan Anies begitu rendah, "Hanya demi mengeksploitir kepentingan kelompok kanan (agama). Rakyat jadi ragu," ungkap Fahri Hamzah.

Fahri nilai seharusnya Nasdem dapat menjaga moral dan etika, "Jangan justru membuat rakyat ragu soal integritas".

Nasdem justru sibuk rancang pemerintahan baru, "Dengan semangat merubah, apa yang sedang Pak Jokowi kerjakan. Ini etikanya dimana?," ungkap Fahri.

Sama halnya dengan Anies yang mau dimanfaatkan para pembenci Jokowi untuk melawan, "Dia tahu tapi dibiarkan. Ini moralnya dimana?," ujar Fahri.

Moral dan etika yang rendah, kata Fahri justru membuat rakyat ragu pada mereka. "Ini bukan pendidikan politik yang baik". 

CALEG PENGUSUNG ANIES MUHAIMIN PUTUS ALIRAN AIR WARGA KARENA BEDA PILIHAN DUKUNGAN

Akibat beda dukungan pada pemilihan calon anggota DPR RI, aliran air ke rumah salah seorang warga di putus oleh tim sukses. Kondisi mempriha...